Kamis, 10 Januari 2013

BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING

Kepincangan- kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat yang menilai. Akan tetapi, ada beberapa persoalan yang di hadapi oleh masyarakat- masyarakat yang ada pada umumnya sama, yaitu misalnya sebagai berikut :

1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga ditentukan secara tegas.
Pada masyarakt yang bersahaja susunan organisasinya, munkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanyatelah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betuk-betul menderita karenanya. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan.

2. Kejahatan
Kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan prilaku-prilaku sosial lainnya. (Donald R. Gressey, “Crime” dalam Contemporary Social Problems, hlm 53 dst)
Kejahatan terhadap kondisi dan proses-prosesnya menghasilkan dua kesimpulan:
a. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat dengan bentuk dan organisasi-organisasi sosial diman kejahatan itu terjadi. contohnya dalam gerak sosial, persaingan serta pertentangan kebudayaan, ideologi politik, agama, ekonomi, dst.
b. Pengaruh sosial psikologis yang membentuk beberapa proses, seperti imitasi, pelaksanaan peran sosial, asosiasi difrensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri pribadi (self-conception), dan kekecewaan yang agresif sebagai penyebab seseorang menjadi penjahat.
E. H Sutherland mengatakan bahwa seseorang berprilaku jahat dengan cara yang sama dengan prilaku yang tidak jahat. Artinya prilaku jahat dipelajari dalam interkasi dengan orang lain dan orang tersebut mendapatkan prilaku jahatsebagai hasil dari interaksi yang dilakukanya dengan orang-orang yang berprilaku berkecenderungan melanggar norma-norma hukum yang ada. Apabila seseorang menjadi jahat, hal itu disebabkan orang tersebut mengadakan kontak dengan pola-pola prilaku jahat dan juga karena dia mengasingkan diri terhadap pola-pola prilaku yang tidak menyukai kejahatan tersebut.
Adapun bagian-bagian intim yang sangat berpangaruh dalam memberikan sugesti kepada orang-perorangan unhtuk menerima atau menolak pola-pola prilaku kejahatan adalah alat-alat komunikasi tertentu, seperti buku, surat kabar, televisi, radio dan lain-lain.
Suatu gejala umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kejahatan white-collar crime, yang timbul pada abad modern ini. White-collar crime atau economic criminality, merupakan kejahatan yang dilakukan oleh penguasa atau para pejabat di dalam menjalankan peran fungsinya. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya karena kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya dengan kuat. White-collar Crime ini timbul karena situasi sosial yang memberikan peluang. Sukar sekali untuk memidana mereka, sehingga dengan tepat dapat dikatakan kekuatan penjahat white-collar terletak pada kelemahan korban-korbanya.
= Pengatasan Masalah :
Untuk mengatasi masalah-masalah yang tadi, dapat diakdakan kegiatan-kegiatan yang represif antara lain dengan teknik rehabilitasi. Adapun mengenai tekniknya menurut Donald R. Cressey ada dua konsep, yaitu:
a.
Menciptakan sistem dan program yang bertujuan untuk menghukum orang-orang jahat tersebut. Dan hukuman tersebut sifatnya reformatif misalny hukuman bersyarat, hukuman kurungan dan atau hukuman penjara.
b.
Teknik kedua lebih ditekankan pada usaha agar penjahat dapat berubah menjadi orang biasa (tidak jahat), dengan cara diberikan semacam konsultasi psikologis.
  1. Disorganisasi Keluarga
    Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena angota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan sosial
    Disorganisasi keluarga sangat mungkin terjadi pada masyarakat-masyarakat sederhana karena suami sebagai kepala rumah tangga tidak mampu atau gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer keluarga atau mungkin karena dia menikah lagi. Pada umunya masalah tersebut disebabkan karena kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan kebudayaan.
Secara Sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah:
  1. Unit keluarga yang tidak lengkap, karena hubungan diluar perkawinan walaupun dalam hal ini secara yuridis dan sosial belum terbentuk suatu keluarga.
  2. Disorganisasi keluarga dikarenakan putusnya perkawinan sebab perceraiain atau biasa disebut dengan broken home.
  3. Adanya kekuranangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi. Goede menamakannya sebagai empty shell family
  4. Krisis keluarga yang disebabkan faktor ekstern, seperti hilangya atau tidak mampunya seorang ayah untuk bertindak sebagai kepala rumah tangga karena adanya peperangan, terkena hukuman, bahkan meninggal dunia.
  5. Krisis keluarga yang disebabkan faktor intern, misalnya karena terganggunya keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga.
  1. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
    Masalah generasi muda umunya dicirikan dengan dua tanda yang berlawanan, yakni keinginan untuk melawan (misalnya: radikalisme, dilenkuensi, oposisi dan sebagainya) dan sikap apatis (misalnya pada penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua).
    Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang. Sementara itu sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat.Generasi muda biasanya mendapati masalah dalam hal sosial dan biologis.
    Masa remaja merupakan suatu masa yang dapat digolongkan sebagai masa yang berbahaya, karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap anak-anak menuju ketahap selanjutnya yakni tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, pada biologisnya sudah matang sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pda saat itu ia memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya.
    Demonstration effect yang sangat kuat dan seterusnya merupakan masalah-masalah yang terjadi secara sosiologis. Masalah tersebut anatara lain dapat diurutkan sebagai berikut:
  1. Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua, terutamayang menjadi warga lapisan yang tinggi dalam masyarakat. Anak-anakdari orang-orang yang menduduki lapisan tinggi dalam masyarakat biasanya menjadi pusat sorotan dan sumber bagi imitasi untuk anak-anak yang bersal dasi lapisan yang lebih rendah.
  2. Timbulnya organisasi-organisasi pemuda informal, yang tingkah lakunya tidak disukai oleh masyarakat pada umunya
  3. Timbulnya usaha para generasi muda yang bertujuan untuk mengadakan berbagai perubahan dalam masyarakat, yang disesuaikan dengan nilai kaum muda.
  1. Peperangan
    Peperangan mungkin merupakan masalah sosial yang paling sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehiupan manusia. Peperangan merupakan suatu bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan akomodasi. Keadaan dewasa ini yang sering disebut “Perang Dingin” merupakan suatu bentuk akomodasi.
    Peperangan mengakibatkan berbagai disoraganisasi dalam berbagai aspekkemasyarakatan, baik pada negara yang dianggap sebagai pemenang atau pun negara yang dinyatakan telah takluk. Belum lagi peperangan dewasa ini biasanya merupakan perang total, yaitu dimana tidak hanya angkatan bersenjata yang tersangkut, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

  1. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma
  1. Pelacuran
    Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukakn perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Pelacuran dapat dikategorikan sebagai masalah sosial itu lebih dikarenakan pada penghakiman masyarakat terhadap para PSK (Pekerja Seks Komersial) yang dinilai sebagai suatu pekerjaan nista, karena mereka dianggap telah melanggar norma yang terdapat dalam suatu masyarakat tersebut.
    Tapi apabila di dalam masyarakat itu tidak ada kode etik atau norma yang menganggap bahwa pekerjaan seperti itu adalah pekerjaan yang tidak halal, maka masyarakat sesungguhnya tidak akan menilai hal tersebut sebagai suatu masalah sosial.
  1. Dilenkuensi Anak-Anak
    Dilenkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam ikatan/organisasi formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkah laku yang kurang/ tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.
    Dilenkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obatan perangsang, dan mengendarai keadaan bermotor dengan tidak mengindahkan aturan-aturan lalu lintas.
  1. Alkoholisme
    Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umunya tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya diaman, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana. Karena dalam kaitannya masalah alokoholisme ini apabila tidak bisa ditertibkan maka akan mengakibatkan disorganisasi sosial terhadap masyarakat khususnya keluarga pada seorang pemabuk.Pembicaraan alkoholisme mengenai aspek hukum yang dibatasi pada perudang-undangan akan dipusatkan pada akibat pemakaian alkohol. Artinya, yang akan disajikan adalah mengenai orang mabuk dan keadaan yang berkaitan dengan itu, yang sebenarnya berlandaskan aspek sosial.
    Sebagai kesimpulan sementara dapatlah dikatakan bahwa pola minum minuman beralkohol dalam batas-batas tertentu dianggap bukanlah masalah sosial. Akan tetapi, jika perbuatan tersebut mengakibatkan mabuk, hal itu dianggap sebagai penyimpangan yang tidak terlampau berat apabila belum menjadi suatu kebiasaan. Dari sudut tersebut pada aspek sosial yang penting adalah mencegah adanya pemabuk.
  1. Homoseksual
    Secara sosiologis homoseksual adalah seseorang yang cenderung menyukai orang yang sejenis kelaminnya sebagai pasangan seksual. Homoseksualitas merupakan sikap tindak atau pola prilaku para homoseksual. Pria yang melakukan tindak tanduk yang demikian lazimnya disebut Gay, sedangak pada wanita sering disebut sebagai lesbian.
    Seseorang menjadi homoseksual karena pengaruh orang-orang sekitarnya. Sikap-tindakannya yang kemudian menjadi pola seksualnyadianggap sebagai sesuatu yang dominan sehingga menntukan segi-segi kehidupan lainnya. Mereka biasanya menderita konflik batiniyah yang menyangkut identitas diri yang bertentangan dengan identitas sosial sehingga ada kecenderungan untuk mengubah karakteristik seksualnya. Secara sosiologis, lingkungan sosial memberikan bentuk pada sikap-tindak homoseksual.
    Homoseksualitas timbul lebih dikarenakan oleh dorongan kuat yang kadang-kadang menjadi ekses untuk mengadakan persamaan kedudukan dan peranan antara wanita dengan pria. Kegiatan-kegiatan ini kadang, menghasilkan situasi yang disproporsional bagi kaum pria.
    Homoseksual dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu:
    -
    Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan ditempat-tempat tertentu, seperti misalnya bar-bar homoseksual;
    -
    Golongan pasif, artinya menunggu;
    -
    Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-tindakan tertentu
  1. Masalah Kependudukan
    Penduduk suatu negara pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan. Dalam prospek tersebut ternyata kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan demografis yang sering kali tidak dirasakan.Masalah ini terdapat pada tingginya angka kelahiran, yang dalam hal ini dapat diatasi oleh pelaksanan pada program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun keluargaserta bagsa secara menyeluruh. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan pendudik tidak melebihi kapasitas produksi.
  1. Masalah Lingkungan Hidup
    Masalah lingkungan hidup biasanya membicarakan yang berkutat mengenai suatu hal yang berada di sekitar manusia, baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup. Lingkungan hidup tersebut dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut:
  1. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia
  2. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa organisme yang hidup (disamping manusia itu sendiri)
  3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang berada di sekitar manusia
    Dalam pengertiannya, lingkungan terjadi karena adanya timbal balik antara organisme-organisme hidup (biotic community) tertentu, yang membentuk suatu keserasian atau keseimbangan tertentu.Masalah yang di hadapi oleh lingkungan dewasanya adalah suatu pencemaran yang diakibatkan oleh subsidi energi yang dimasukan oleh manusia kedalam lingkungan buatannya. Pencemaran akan terjadi apabila di dalam lingkungan hidup manusia, baik yang bersifat fisik, biologis, maupun sosiologis terdapat bahan yang mergikan eksistensi manusia dan lingkungan, yang pada umunya merupakan aktivitas manusia itu sendiri.Masalah pencemaran biasanya dibedakan dalam beberapa klasifikasi seperti, pencemaran udara, air, darat dan tanah serta pencemaran budaya atau sosial.

  1. Birokrasi
    Pengertian birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang diamsud untuk mengarahkan tenaga dengan teratur dan terus menerus untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dengan kata lain, birokrasi merupakan organisasi yang bersifat hierarkis, yang ditetapkan secara rasional untuk mengkordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas administratif.
    Menurut hemat Max Weber, birokrasi merupakan suatu organisasi di dalam masyarakat; sehingga birokrasi tidak boleh menyimpang dari dasar-dasar kehidupan masyarakat dimana birokrasi itu berada. Suatu birokrasi dikatakan Bureaucratism atau menghambat atau bermasalah terhadap aspek sosial apabila birokrasi tersebut dianggap telah keluar jalur dari pokok-pokok tujuan kemaslahatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar