Proses- proses sosial
adalah cara- cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan
kelompok-kelompok yang saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan- perubahan
yang menyebabkan goyahnya cara- cara hidup yang telah ada. Atau dengan
perkataan lain, proses sosial di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara
pelbagai segi kehidupan bersama.
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas- aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan
bentuk- bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut antara orang- orang- perorangan,
antara kelompok – kelompok manusia, antara perorangan – kelompok manusia.Apa
bila dua orang bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu.Mereka saling
menegur, berbicara, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan berkelahi.
Dua Syarat terjadinya interaksi
sosial:
1. Adanya
kontak sosial (social contact)
Yang
dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu
dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat
langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya
komunikasi
Seseorang
memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.Orang yang bersangkutn kemudian memberi reaksi terhadap
perasaan yang ingin di sampaikan oleh orang tersebut.
Kontak sosial
dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Antara
orang-perorangan
Kontak
sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan - kebiasaan dalam
dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi (sociallization), yaitu suatu
proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma- norma dan nilai-
nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2. Antara
orang- perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Kontak sosial ini
misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan- tindakannya
berlawanan dengan norma- norma masyarakat atau apabila suatu partai politik
memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan
programnya.
3. Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya
adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai
politik yang ketiga dalam pemilihan umum. Atau apabila ada dua buah perusahaan
bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya , jembatan, dan
seterusnya di suatu wilayah yang baru di buka.
Contoh Interaksi Sosial
Interaksi sosial antara kelompok-
kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat . Interaksi tersebut lebih mencolok ketioka terjadi perbenturan
antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya, di
kalangan banyak sukiu bangsa di Indonesia berlaku sebuah tradisi yang sudah
melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan , pihak laki- laki di
haruskan memberikan mas kawin kepada pihak wanita, yang sering kali jumlahnya
besar sekali. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam
pikiran bahwa dengan berpisahnya wanita dengan keluarganya (karena dibawa oleh
suaminya), maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita
tersebut. Keseimbangan dicapai kembali apabila sayarat-syarat mas kawin
dipenuhi. Beratnya syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki- laki
sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang dalam hal ini disetujui
oleh calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan oleh
seluruh masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh
masyarakat.
Proses-
Proses Interaksi yang pokok, adalah sebagai berikut :
1.
PROSES-
PROSES YANG ASOSIATIF
A. Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama
adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinter-aksi dengan
sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak,
mulai dalam kehidupan keluarga lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih
luas. Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi.
Menurut
Charles H Cooley, seperti dikutip Soekanto (1982 : 66) Kerja sama timbul
apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran akan
adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang
penting dalam menjalin kerja sama.Kerja bakti atau gotong royong, misalnya,
merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama.
Lebih
lanjut, bentuk kerja sama dibagi menjadi 4 yaitu ;
a) Kerja sama spontan, yaitu kerja sama
yang terjadi secara serta merta.
b) Kerja sama langsung, yaitu kerja
sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap
rakyatnya.
c) Kerja sama kontak, yaitu kerja sama
atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang disepakati bersama.
d) Kerja sama tradisional, yaitu kerja
sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial
B. Akomodasi
Akomodasi
adalah suatu proses penyesuaian diri dari orang perorang atau kelompok-kelompok
manusia yang semua saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan
interraksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam
masyarakat. Ini dapat digunakan untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan
menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain ;
Coersion
Suatu bentuk
akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak
lain melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih
lebah.
Kompromi
Suatu bentuk akomodasi ketika
pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai
suatu penyelesaian, semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan
pihak lainnya.
Arbitrasi
Suatu bentuk
akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi
sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral)
untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga disini
dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.
Mediasi
Suatu bentuk
akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak
sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang untuk memberi
keputusan-keputusan penyelesaian peerselisihan antara kedua belah pihak.
Konsilasi
Suatu bentuk
akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya suatu persetejuan bersama.
Toleransi
Suatu bentuk
akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Biasanya terjadi karena adanya
keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan
yang saling merugikan kedua belah pihak.
Stalemate
Suatu bentuk
akomodasi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan yang
seimbang.
Ajudikasi
Penyelesaian masalah atau sengketa
melalui pengadilan atau jalur hukum.
C. Asimilasi
Menurut
Soerjono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan
tujuan dan kepentingan bersama. Artinya, apabila orang-orang melakukan
asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka tidak lagi
membedakan dirinya dengan kelompok tersebut. Secara singkat proses asimilasi
adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Tetapi hal ini tidak
semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang memengaruhi suatu budaya itu
dapat melebur menjadi satu kebudayaan.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah terjadi
asimilasi adalah :
a)
Adanya sikap
toleransi terhadap kebudayaan lain.
b)
Kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi.
c)
Sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya.
d)
Sikap
terbuka dari golongan berkuasa dalam masyarakat.
e)
Persamaan
dalam unsur-unsur kebudayaan.
f)
Perkawinan
campuran (amalga-mation).
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat terjadinya
asimilasi adalah :
a)
Teerisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
b)
Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
c)
Perasaan
takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.
d)
Perasaan
bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan golongan atau kelompok yang lainnya.
e)
Perbedaan
ciri-ciri badaniyah seperti warna kulit.
f)
In-group feeling (perasaan
yang kuat) terhadap budaya kelompoknya.
g)
Apabila
golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
D. Akulturasi
Menurut
Koentjaranigrat, akulturasi diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul
apabla suatu kelompok manusia yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing, dengan sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun dapat diterima dan tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi
yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur
kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Yang paling mudah
menerima kebudayaan asing adalah generasi muda. Coba kalian amati begitu
mudahnya kalian menerima perkembangan model rambut penyanyi barat atau model
pakaian artis luar negeri. Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah
diterima ialah unsur kebendaan, peralatan-peralatan yang sangat mudah dipakai
dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan
lain-lain. Sedangkan unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur
kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan atau nilai tertentu yang
menyangkut prinsip hidup. Seperti, komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan
lain-lain
2.
PROSES DISOSIATIF
Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara
yang bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan
tertentu. Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagi berikut:
a. Persaingan (Competition)
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu proses ketika ada dua pihak atau lebih saling
berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan
terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas
atau menjadi pusat perhatian umum.
Persaingan dilakukandengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku
pada masyarakat tersebut. Persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman,
atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat.
Persaingan memiliki berbagai fungsi berikut ini;
a)
Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang
sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semunya secara serentak.
b)
Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam
masyarakat terutama kepentingan dan nilai yang menimbulkan konflik.
c)
Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan
serta peran sesuai dengan kemampuannya.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya ketidakpastian,
keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak sampai
terjadi perselisihan atau konflik secara terbuka. Bentuk kontravensi;
a)
Kontravensi umum,
b)
Kontravensi sederhana,
c)
Kontravensi intensif,
d)
Kontravensi rahasia,
e)
Kontravensi taktis.
c. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses social bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian
perselisihan sudah mulai terbuka. Pertikaian terjadi karena semakin tajamnya
perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat. Pertikaian muncul apabila
individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan
menentang pihak lain lewat ancaman atau kekerasan.
d. Konflik
Konflik merupakan suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih ketika
pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan
atau membuat tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang
agaknya sulit untuk didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Perbedaan tersebut
meliputi: cirri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan.
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat, karena tidak
ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Baik konflik dalam
cakupan kecil maupun besar. Faktor-faktor yang menyebabkan konflik dalam
masyarakat:
a)
Perbedaan individu
b)
Perbedaan latar belakang kebudayaan
c)
Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
d)
Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Konflik bisa membawa akibat positif asalkan masalah yang dipertentangkan
dan kalangan yang bertentangan memang kontruktif. Konflik merupakan proses
diaosiatif yang tajam. Meskipun begitu, sebagai salah satu proses social,
konflik dapat berfungsi positif bagi masyarakat. Hasil dan akibat suatu konflik
sebagai berikut:
a)
Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang
mengalami konflik dengan kelompok lain,
b)
Keretakan hubungan pada individu antara anggota
kelompok,
c)
Perubahan kepribadian individu,
d)
Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia,
Dominasi
bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Terimakasih penjelsannya..
BalasHapus