Kebudayaan
berarti menyangkut aturan yang harus diikuti - maka kebudayaan menentukan
standar perilaku. Sebagai contoh untuk bersalaman kita mengulurkan tangan
kanan; untuk menggaruk kepala boleh menggunakan tangan kiri atau kanan. Karena
kebudayaabn kita tidak memiliki norma untuk menggaruk kepala. Istilah norma memiliki dua kemungkinan arti.
Suatu noema budaya adalah suatu konsep yang diharapkan ada. Kadang norma statis
dianggap sebagai kebudayaan yang nyata. Norma satis sering disebut sebagai
suatu ukuran dari perilaku yang sebenarnya, disetujui atau tidak. Norma
kebudayaan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan suatu citra kebuadayaan
tentang bagaimana seharusnya seseorang bersikap. Berbagai masyarakat telah mencoba berbagai macam pola yang dapat dilaksanakan.
Sebagai contoh contoh suatu masyarakat sudah emncoba makan sambil berdiri,
duduk di lanati, duduk di kursi atau jongkok di lanatai; mereka boleh makan
bersama, atau masing-masing sendiri; boleh menggunakan tangan, sendok; boleh
memulai dengan minum anggur, makan soup atau tidak ekduanya. Setiap cara
merupakan sekumpulan sejumlah kemungkinan, yang semuanya dapat dikerjakan.
Melalui coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak
disadari suatu masyarakat sampai pada salah satu kemungkinan, mengulanginya dan
menerimanya sebagai cara yang wajar untuk memenuhi kebutuhan tertentu, pakai
baju batik, makan nasi dsb. Generasi baru menyerap kebiasaan tersebut. Mereka
terus menerus melihat cara berperilaku tertentu, mereka yakin itulah cara yang
benar. Kejadian itu diteruskan kepada generasi penerus sebagai salah satu
kebiasaan. Folkways (kebiasaan) : cara yang lazim yang wajar dalam melakukan
sesuatu oleh sekelompok orang. Sebagai contoh berjabat tangan, makan dengan
tangan, makan dengan sumpit, makan dengan sendok-garpu, mengenakan sarung,
kopiah, pada kesempayan-kesempatan tertentu. Ada dua kebiasaan yaitu (1)
hal-hal yang seharusnya diikuti sebagai sopan santun dan perilaku sopan, (2)
hal-hal yang harus diikuti karena yakin kebiasaan itu penting untk
kesejahteraan masyarakat. Pandangan salah benar yang menyangkut kebiasaan
disebut tata kelakuak (mores). Jadi mores (tata kelakuan) adalah gagasan yang
kuat mengenai salah dan benar yang menuntut tindakan tertentu dan melarang yang
lain. Biasanya anggota suatu amsyarakat sama-sam merasakan keyakinan yang luhur
bahwa pelanggaran pada tata kelakuakn mereka akan menimbulkan bencana bagi
anggota masyarakat tersebut. Namun kadang-kadang orang luar melihatnya sebagi
sesuatu yang tidak masuk akal. Kalau orang yakin bahwa perilaku tertentu
merugikan, maka ia akan dikutuk oleh tata kelakuan. Tata kelakua adalah
keyakinan tentang salah dan benar dalam perilaku/tindakan. Sebagi contoh
kenduri merupakan kebiasaan masyarakat jawa. Dipercaya apabila orang tidak
melaksanakan kenduri akan mendatarngkan bencana bagi masyarakat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar