Kamis, 10 Januari 2013

TIPE- TIPE KELOMPOK SOSIAL

1. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial
Georg Simmel mulai dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian, monad dikembangakan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dua atau tiga orang yaitu dyad serta triad dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Analisis tersebut kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Leopold Von Wiese dan Howard Becker. Sosiolog lainnya F. Stuart Chapin, dikembangkan lebih lanjut dengan memperhatikan tinggi-rendahnya derajat kelekatan hubungan antara anggota-anggota kelompok sosial tersebut. Asosiasi (association) sebagai suatu perbandingan justri dibentuk untuk memenuhi kepentingan tersebut.
2. Kelompok Sosial Dibandingkan dari Sudut Individu
Kelompok sosial adalah atas dasar kekerabatan usia, seks dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Namun yang penting adalah bahwa keanggotaan pada kelompok sosial tidak terlalu bersifat sukarela.
3. In-Group dan Out-Group
Kelompok sosial merupakan tempat dimana individu mengindentifikasi dirinya sebagai in-groupnya. Out-group diartikan oleh individu sebgai kelompok yang menjadi lawan in-groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antipasti. In-group dan out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentrisme. In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengindentifikasikan dirinya. Out-group adalah kelompok yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
4. Kelompok Primer (Primery Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Di dalam klasifikasi kelompok sosial, pembedaan yang luas dan furdamental merupakan pembedaan kelompok-kelompok kecil dimana diantara anggotanya rapat sekali dengan kelompok yang lebih besar dari pada pihak lain. Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder yang ditulis dalam Social Organization pada 1909. menurut Cooley kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya. Agar dapat memperoleh gambaran mengenai teori Cooley tersebut dibicarakan hal-hal antara lain :
  1. Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer.
  2. Sifat hubungan-hubungan primer.
  3. Kelompok-kelompok yang kongkrit dalam hubungan-gubungan primer.
5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan patembayan (Gesekkschaft)
Hubungan-hubungan positif antara manusia gemeinschaftlich atau gesellschaftlich. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Patembayan (Gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek. Tonnies menyesuaikan kedua bentuk kehidupan bersama manusia yang pokok tersebut di atas, dengan dua bentuk kemauan asasi manusia, yaitu Wesenwille dan Kurwille. Wesenwille merupakan bentuk kemauan yang dikodratkan. Kurwille merupakan bentuk kemauan yang dipimpin oleh secara berfikir yang didasarkan pada akal sehat. Wesenwille selalu menimbulkan paguyuban sedangkan kurwille selalu menjelmakan patembayan.
Oleh Tonnies dikatakan bahwa suatu paguyuban (gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu :
  1. Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
  2. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
  3. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja.
6. Formal Group dan Informal Group
Max Weber yang mengembangakan teori Birokrasi, mempunyai ciri sebagai berikut :
  1. Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi yang merupakan tugas-tugas jabatan.
  2. Posisi-posisi dalam organisasi terdiri dari hierarki struktur wewenang.
  3. Suatu sistem peraturan menguasai  keputusan-keputusan dan pelaksanaan.
  4. Unsure staf yang merupakan pejabat bertugas memelihara organisasi dan khususnya keteraturan komunikasi.
  5. Para pejabat berharap bahwa hubungan dengan bawah dan pihak lain bersifat orientasi impersonal.
  6. Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karir.
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas untuk mengatur antar sesame, contohnya organisasi.
7. Membership Group dan Reference Group
Pembedaan antara membership group dengan reference group berasal dari Robert K. Merton. Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Kelompok bukan anggota dapat pula dipecah-pecah atas beberapa katagori :
  1. Orang yang bukan anggota suatu membership group yang tidak memenuhi syarat dibedakan dari bukan anggota yang memenuhi syarat.
  2. Sikap terhadap keanggotaan kelompok.
  3. Kelompok terbuka dan kelompok tertutup.
  4. Ukuran waktu bagi bukan anggota.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan prilakunya. Robert K. Merton dengan menyebut beberapa hasil karya Harrold H. Kelley, Shibutani, dan Ralph H. Turner mengemukakan adanya dua tipe umum reference group, yakni :
  1. Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
  2. Tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
8. Kelompok Okupasional dan Volunter
Masyarakat tersebut pasti terpengaruh oleh dunia luar salah satu akibatnya adalah bahwa masyarakat itu berkembang menjadi suatu masyarakat yang heterogen. Kepentingan primer mencukupi :
  1. Kubutuhan akan sandang, pangan, dan papan.
  2. Kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda.
  3. Kebutuhan akan harga diri.
  4. Kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri.
  5. Kebutuhan akan kasih sayang.

Kelompok Sosial yang tidak Teratur
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur pada dasarnya dapat dimasukkan kedalam dua golongan besar yaitu kerumunan dan publik.
1. Kerumunan (Crowd)
Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Artinya, interaksi didalamnya bersifat spontan dan tidak terduga. Pembedaan-pembedaan tersebut dapat ditarik suatu garis bentuk-bentuk maupun kerumusan yaitu :
  1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial.
    1. Formal audiences
    2. Planned Expressive Group
    3. Kerumunan yang bersifat sementara.
      1. Contoh Inconvenient Aggregations
      2. Panic Crowds
      3. Spectator Crowds
      4. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
        1. Acting Mobs
        2. Immoral Crowds
Kerumunan adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat, pada waktu bersamaan.

Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
1. Masyarakat Setempat (Community)
Community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat” yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Criteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Pada hakikatnya merupakan identifikasi dengan tempat tinggal, dinamakan perasaan komuniti (Community sentiment). Unsur-unsur perasaan community antara lain sebagai berikut :
  1. Seperasaan
  2. Sepenanggungan
  3. Saling Memerlukan
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan, yaitu :
  1. Jumlah penduduk
  2. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pendalaman
  3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
  4. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Dalam masyarakat yang modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan rural community, dan urban community. Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual. Di pulau Jawa dikenal adanya empat macam sistem pemilikan tanah, yaitu :
  1. Sistem milik umum
  2. Sistem milik kommunal
  3. Sistem kommunal dengan pemakaian tetap
  4. Sistem milik individu
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah pendudukanya. Ciri-ciri masyarakat kota yaitu :
  1. Kehidupan beragama berkurang bila dibandingkan dengan agama di desa.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa tergantung orang lain.
  3. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas nyata.
  4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota.
  5. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
  6. Jalan kehidupan yang cepat dikota mengakibatkan pentingnya faktor waktu.
  7. Perubahan-perubahan sosial tampak nyata di kota karena terbuka dan menerima pengaruh luar.

Kelompok – kelompok Kecil (Small Group)
Akhir-akhir ini para sosiolog banyak menaruh perhatian pada peneliti small group karena hal-hal berikut ini :
  1. Penelitian terhadap small group
  2. Dalam kelompok-kelompok kecil
  3. Small group pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan suatu organisme
  4. Kelompok-kelompok kecil khususnya dalam kerangka miniature masyarakat.
Small  group memberikan beberapa keuntungan yaitu :
  1. Individu dipandang sebagai bagian dari kelompok yang juga merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan.
  2. Adanya penelitian terhadap small group dipergunakan metode baru dalam meneliti kelompok-kelompok baru.
  3. Untuk kepentingan percobaan ilmiah.
  4. Tidak jarang para peneliti secara langsung ikut serta dalam kehidupan kelompok sosial.
  5. Diperoleh suatu bukti bahwa small group dalam masyarakat merupakan hal yang wajar.
Small group adalah suatu kelompok yang secara teotoris terdiri paling sedikit dari dua orang dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan menganggap hubungan itu sendiri.
Dinamika Kelompok Sosial
Kadang-kadang konflik dalam kelompok sosial dapat dikurangi atau dihapuskan misalnya diadkan kambing hitam, sebab keduanya adalah pergantian anggota-anggota kelompok.
Di dalam dinamika kelompok terjadi antagosme antara kelompok prosesnya sebagai berikut :
  1. Bila dua kelompok bersaing maka akan timbul stereotip
  2. Kontar antara dua kelompok yang bermusuhan
  3. Tujuan yang harus dicapai dengan kerja sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar