Kamis, 10 Januari 2013

PELAPISAN MASYARAKAT DILIHAT BERDASARKAN KRITERIA SOSIAL, POLITIK DAN EKONOMI.


 Kriteria politik adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan.Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan.Wewenang adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.Menurut Max Iver terdapat tiga pola umum “Piramida Kekuasaan” yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, tipe demokratis.
Tipe Kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku.
Susunan dari atas ke bawah adalah:
1.      Raja.
2.      Bangsawan.
3.      Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.
4.       Tukang-tukang, pelayan-pelayan.
5.      Petani-petani, buruhan tani.
6.      Budak-budak.
Tipe Oligarkhis adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisahan yang tegas. Akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut terutama dalam hal kesempatan untuk naik lapisan sosial.Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1.       Raja (penguasa)
2.       Bangsawan dari macam-macam tingkatan.
3.      Pegawai tinggi (sipil dan militer).
4.      Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.
5.      Pengacara.
6.      Tukang dan pedagang.
7.      Buruh tani dan budak.
Tipe Demokratis, adalah sistem pelapisan kekuasaannya terdapat garis pemisah antara lapisan yang sifatnya sangat mobil. Faktor kelahiran tidak menentukan pelapisan tertentu seseorang. Pada tipe ini lebih menekankan pada kemampuan orang untuk menentukan pelapisan sosial.Pada lapisan sosial di lingkungan kraton (masa feodal kerajaan), tidak digambarkan sebagai pelapisan dari atas ke bawah tetapi sebagai lingkaran kambium. Dimana raja merupakan tokoh sentral yang penuh kekuasaan dan mempunyai privelese (hak-hak istimewa).

Kriteria ekonomi membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut jumlah dan sumber pendapatan Sistem pelapisan yang berdasarkan kriteria ekonomi disebut kelas sosial. Menurut Karl Marx ada dua macam kelas dalam setiap masyarakat, yaitu kelas atas yang memiliki tanah atau alat-alat produksi lainnya dan kelas bawah yaitu kelas yang tidak memiliki alat-alat produksi kecuali tenaga yang disumbangkan dalam proses produksi.
Max Weber menyebutkan adanya kelas yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat yang dinamakan stand. Joseph Schumpater menyebutkan bahwa sistem kelas diperlukan untuk menyediakan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
 Hasan Shadily menyebutkan bahwa kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karena adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas itu masing-masing sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain.

Secara teoritis kelas-kelas ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Kelas Atas (Upper Class), terdiri atas:
a. Kelas atas lapisan atas.
b. Kelas atas lapisan menengah.
c. Kelas atas lapisan bawah.
2) Kelas Menengah (Middle Class), terdiri atas:
a. Kelas menengah lapisan atas.
 b. Kelas menengah lapisan tengah.
c. Kelas menengah lapisan bawah.
3) Kelas Bawah (Lower Class):
a. Kelas bawah lapisan atas.
b. Kelas bawah lapisan tengah.
c. Kelas bawah lapisan bawah.
 
Kriteria Sosial, model pelapisannya berhubungan dengan prestise atau gengsi.Prestises atau gengsi pada masyarakat feodal umumnya diukur dari garis keturunan.
Di Jawa masa kerajaan terdapat pelapisan dari atas ke bawah yakni:
1.      Raja (Sultan).
2.      Kaum Bangsawan (Sentono Dalem).
3.       Priyayi (Abadi Dalem tingkat tinggi).
4.      Kawulo (wong cilik).
Di Tanah Karo kedudukan pendiri desa (Marge Taneh) jauh lebih tinggi daripada rakyat biasa (ginemgem) dan budak (derip).Di Timor ada kedudukan USIF (bangsawan) dan TOG (orang-orang biasa).Di Inggris ada golongan NOBILITY (Bangsawan) dan dibawahnya COMMONER (rakyat biasa).

 Pada Zaman Hindu warga masyarakat digolongkan ke dalam 4 tingkatan, yaitu:
1.       Kasta Brahmana (ahli agama, pendeta).
2.      Kasta Ksatria (golongan masyarakat bangsawan).
3.      Kasta Waisya (golongan masyarakat biasa, pedagang, petani).
4.      Kasta Sudra (golongan masyarakat pekerja kasar).

Pada sistem kasta yang disebut TRI WANGSA adalah Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Sedang lapisan terakhir disebut “jaba”.
Ida (nama untuk Brahmana), Tjokorda, Dewa, Ngahan (nama untuk Ksatria), Bagus, I Gusti, dan Gusti (nama untuk Waisya), Pande, Kbon, Pasek (nama untuk orang Sudra).
Gelar-gelar tersebut di atas diwariskan secara patrilineal.

1 komentar:

  1. bisa ditambahin lagi ngga yang secara teoritis kelas-kelas ekonomi masyarakat itu contoh-contohnya siapa aja, kayak misalnya yang kelas atas lapisan atas itu presiden, kelas atas lapisan menengah itu anggota MPR, DPR, dll seterusnya? Terimakasih.

    BalasHapus